Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri mendorong swasta untuk mendirikan pabrik pengalengan ikan. Karena pandemi, stok ikan di Kepri melimpah hingga untuk dua tahun mendatang. 

TANJUNGPINANG- Meski terdampak pandemi Covid-19, namun sektor perikanan termasuk usaha yang masih dapat bertahan. Untuk meningkatkan daya saing dan memanfaatkan stok ikan yang melimpah, Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri mendorong swasta mendirikan pabrik pengalengan.

“Terdampak secara umum pasti terdampak. Tapi dari segi ekonomi mereka bisa berjalan. Ikan tak kena Covid, karena semua pasti makan. Tapi jumlahnya, jika biasanya sehari mereka bisa jual lima ton ikan, sekarang hanya diorder satu ton,” ujar DR. H. TS Arif Fadillah, S.Sos, M.Si, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri, Kamis (16/9).

Untuk ikan yang berasal dari keramba, dapat dipanen sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan untuk ikan tangkap, selain untuk memenuhi kebutuhan di Kepri juga didistribusikan ke daerah lain seperti Sumatra Selatan, Sumatra Utara dan juga beberapa wilayah di Jawa.

Ekspor ikan ke Singapura dan Malaysia juga mengalami penurunan.  Sehingga kelebihan ikan tangkap akhirnya disimpan di gudang pendingin yang tersebar di seluruh wilayah di Kepri. Saat ini cadangan ikan Kepri di gudang pendingin, bisa untuk dua sampai tiga tahun. 

“Itu kita stok bisa sampai dua atau tiga tahun. Solusi lainnya dari kelebihan stok, kita dorong swasta untuk pengalengan ikan dan udang,” tambah Arif. 

Saat ini swasta sedang tertarik dengan udang vaname. Jika Kepri bisa memenuhi ton pada setiap panen, swasta tertarik untuk mendirikan pabrik pengalengan. “Sekarang kita masih mampu di 10 sampai 20 ton saja sekali panen. Kita akan dorong budidaya udang vaname ini,” ujar Arif.