Karantina Pertanian Tanjungpinang

TANJUNGPINANG - perekonomian dunia tengah terguncang akibat wabah covid-19, bahkan negara telah dinyatakan dalam keadaan darurat kesehatan. Beberapa negara telah melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona, namun Indonesia belum melakukan lockdown sehingga kegiatan ekspor babi hidup ke Singapura masih tetap berjalan seperti biasa, bahkan meningkat.

Minggu (29/03) petugas karantina pertanian Tanjungpinang melakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan babi yang akan di ekspor oleh PT. Indo Tirta Suaka (ITS) melalui pelabuhan Jatty Baru di Pulau Bulan, Kepulauan Riau. Kali ini babi yang di ekspor berjumlah 1.635 ekor dengan nilai Rp. 5.171.390.600,-.

Ervi, selaku pejabat karantina yang bertugas di pulau bulan menyatakan bahwa, "Sejak Malaysia melakukan lockdown karena wabah covid-19, permintaan babi ke PT. ITS meningkat sampai dua kali lipat. Biasanya permintaan per hari rata-rata 700-900 ekor, sekarang menjadi 1.400-1.600 ekor."

"Selama ini Singapura mengimpor babi dari Malaysia dan Indonesia, begitu Malaysia lockdown maka permintaan beralih ke Indonesia." Pungkasnya.

Disetiap kejadian akan selalu ada hikmahnya bagi yang bersyukur. Karantina Pertanian Tanjungpinang akan selalu siap melayani, memberi jaminan kesehatan dan keamanan agar komoditas pertanian kita diterima di pasar dunia.

(Asikk1)